Lalat Rimpang Sesuai namanya, lalat rimpang menyerang bagian utama tanaman jahe yang dimanfaatkan, yakni bagian rimpangnya.
Maka dampak serangan hama ini membuat kualitas maupun kuantitas rimpang menurun, serta pertumbuhan tanaman jahe terganggu.
Pada kasus serangan berat, petani sangat merugi karena rimpang rimpang hasil produksi mereka rusak hingga busuk.
Lalat rimpang esies Mimegrala O yang biasa menyerang tanaman jahe berasal dari sp 76 coeruleifrons dan Eumerus figurans Walker.
Lalat Rimpang, memakan bagian dalam rimpang.
Pola serangan yang dilakukan lalat rimpang adalah memakan bagian dalam rimpang, namun bagian luar rimpang masih terlihat utuh.
Untuk ciri gejala awal serangan tidak begitu diketahui.
Tapi setelah berjalan 8-10 hari, daun bagian bawah tanaman mulai tampak menguning hingga mengering.
Mulanya dari daun bagian bawah, lalu menyebar hingga ke setiap daun.
Jika ciri-ciri ini terlihat pada tanaman jahe yang dibudidayakan, kemungkinan besar akibat serangan lalat rimpang.
Perlu diketahui juga, lalat rimpang lebih banyak dijumpai pada lahan yang diaplikasikan pupuk kandang ketimbang pupuk lainnya.
Tapi bukan berarti pupuk kandang tidak baik untuk pertanaman jahe.
Ini biasanya terjadi akibat pengelolaan yang kurang cermat seperti kurang maksimalnya kegiatan sanitasi.
Pengendalian Pengendalian dilakukan menggunakan insektisida sinteti berbahan aktif diklorvos.
Insektisida disemprotkan pada pertanaman jahe.
Sasaran penyemprotan insektisida berdam signifikan dalam mengurangi populasi lalat rimpang pada fase pupa dan larva.
pada areal pu Kutu Dampak yang diakibatkan serangan kutu tidak terlalu besar jika dibandingkan dengan hama-hama yang dibahas dibagiansebelumnya.
Kendati demikian, petani tetap saja dirugikan jika hama ini dibiarkan.
Pada serangan lanjut, bisa berakibat tanaman menguning serta rentan mengurangi mutu rimpang jahe.
Hama kutu yang suka menyerang tanaman jahe berasal dari spesies Aspidiella hartii.
Rimpang yang terserang kutu ini menjadi kusam dan kualitasnya menurun.
Sehingga harganya turun bahkan bisa tidak laku di pasaran.
Pengendalian Pengendalian hama kutu dilakukan dengan menggunakan insektisida berbahan aktif karbosulfan.
Dosis insektisida bisa dilihat pada kemasan.
Aplikasi insektisida berkarbosulfan yang dilarutkan dalam cairan encer mampu melindungi tanaman jahe hingga tiga bulan selanjutnya.
Maka dampak serangan hama ini membuat kualitas maupun kuantitas rimpang menurun, serta pertumbuhan tanaman jahe terganggu.
Pada kasus serangan berat, petani sangat merugi karena rimpang rimpang hasil produksi mereka rusak hingga busuk.
Lalat rimpang esies Mimegrala O yang biasa menyerang tanaman jahe berasal dari sp 76 coeruleifrons dan Eumerus figurans Walker.
Dosis insektisida bisa dilihat pada kemasan
Umumnya, lalat berasal dari ordo diptera yang berarti memiliki dua sayap.Lalat Rimpang, memakan bagian dalam rimpang.
Pola serangan yang dilakukan lalat rimpang adalah memakan bagian dalam rimpang, namun bagian luar rimpang masih terlihat utuh.
Untuk ciri gejala awal serangan tidak begitu diketahui.
Tapi setelah berjalan 8-10 hari, daun bagian bawah tanaman mulai tampak menguning hingga mengering.
Mulanya dari daun bagian bawah, lalu menyebar hingga ke setiap daun.
Jika ciri-ciri ini terlihat pada tanaman jahe yang dibudidayakan, kemungkinan besar akibat serangan lalat rimpang.
Perlu diketahui juga, lalat rimpang lebih banyak dijumpai pada lahan yang diaplikasikan pupuk kandang ketimbang pupuk lainnya.
Tapi bukan berarti pupuk kandang tidak baik untuk pertanaman jahe.
Ini biasanya terjadi akibat pengelolaan yang kurang cermat seperti kurang maksimalnya kegiatan sanitasi.
Pengendalian Pengendalian dilakukan menggunakan insektisida sinteti berbahan aktif diklorvos.
Insektisida disemprotkan pada pertanaman jahe.
Sasaran penyemprotan insektisida berdam signifikan dalam mengurangi populasi lalat rimpang pada fase pupa dan larva.
Insektisida disemprotkan pada pertanaman jahe
Maka populasi lalat rimpang sudah mam diberantas sebelum dewasa.pada areal pu Kutu Dampak yang diakibatkan serangan kutu tidak terlalu besar jika dibandingkan dengan hama-hama yang dibahas dibagiansebelumnya.
Kendati demikian, petani tetap saja dirugikan jika hama ini dibiarkan.
Pada serangan lanjut, bisa berakibat tanaman menguning serta rentan mengurangi mutu rimpang jahe.
Hama kutu yang suka menyerang tanaman jahe berasal dari spesies Aspidiella hartii.
Rimpang yang terserang kutu ini menjadi kusam dan kualitasnya menurun.
Sehingga harganya turun bahkan bisa tidak laku di pasaran.
Pengendalian Pengendalian hama kutu dilakukan dengan menggunakan insektisida berbahan aktif karbosulfan.
Dosis insektisida bisa dilihat pada kemasan.
Aplikasi insektisida berkarbosulfan yang dilarutkan dalam cairan encer mampu melindungi tanaman jahe hingga tiga bulan selanjutnya.